Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa.

OKEKABAR.COM, KONAWE – Dulu, Konawe hanya dikenal sebagai sebagai daerah pertanian. Dari situlah muncul julukan lumbung beras Sultra

Julukan itu kini bukan lagi satu-satunya. Konawe punya kini ada julukan lain, yakni sebagai daerah industri atau daerah investasi.

Konawe memang masih menjadi raja beras di Sultra. Berasnya masih kerap menopang kebutuhan pangan di daerah lain, bahkan pada tataran lintas provinsi.

Tetapi kini, industri pengolahan telah hadir sebagai raja baru. Tahun 2022 industri pengolahan menempati urutan pertama penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan perolehan 28,16 persen. Pada urutan kedua, pertanian/perkebunan 23,33 persen dan urutan ketiga, kontruksi sebanyak 11,57 persen.

Lalu, industri apa saja yang ada di Konawe yang menjadi penyumbang terbesar PDRB?

Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa saat ekspos satu dekade pemerintahannya beberapa waktu lalu mengungkapkan, saat ini industri pengolahan nikel di Morosi banyak memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi.

Jumlah tenaga kerja yang ada di sana saat ini telah mencapai 24 ribu pekerja. Sekira 40 persen diantaranya merupakan tenaga kerja lokal dari Konawe. Saat ini, investasi di kawasan PT VDNI Park (VDNI dan OSS) mencapai Rp85 triliun.

“Besarnya investasi yang masuk di Morosi ini membuat Konawe berada di peringkat ketujuh realisasi investasi terbesar se-Indonesia,” ujarnya.

BACA JUGA  Semangat Kemerdekaan, PT Tani Prima Makmur Rayakan HUT RI ke 79 dengan Berbagai Lomba dan Jalan Sehat

Selain industri di Morosi, di Konawe kini tengah dikembangkan kawasan industri baru di Kecamatan Routa. Kawasan itu dikelola oleh PT Indonesian Konawe Industrial Park (IKIP). Investasinya akan mencapai USD 5 M. Jumlah tenaga kerja yang bakal direkrut pun tak main-main, yakni mencapai 25 ribu orang.

Selain itu, masih ada lagi kawasan industri pengolahan nikel baru yang akan dibangun di Kecamatan Kapoiala. Namanya kawasannya, yakni Konawe Industrial Park (KIP). Kawasan ini digadang-gadang bakal jauh lebih besar dibandingkan dia kawasan industri sebelumnya. Total pekerja yang bisa direkrut mencapai 100 ribu orang.

“Nilai investasinya di awal mencapai Rp60 triliun dan ini masih akan terus bertambah seiring pembangunannya nanti,” jelas KSK.

Selain tiga raksasa industri tersebut, masih akan ada lagi industri yang sana di Kecamatan Amonggedo. Industri itu akan dikelola Tiga Sekawan Resources Investmen. Smelter pengolahan nikel tersebut bakal menyerap 1000 pekerja dengan nilai investasi awal mencapai Rp1 triliun.

Di sisi lain, Konawe juga industri perkebunan dan pengolahan sawit. Saat ini ada dua pengolahan sawit yang tengah beroperasi, yakni PT TPM dan PT UAM. Saat ini ada sekira 6584 orang yang bekerja di industri tersebut dengan nilai investasi sebesar Rp282 miliar.

Editor: Redaksi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here