Patrice Evra mantan bek sayap Manchester United. Foto: repro.google tirto.id

OKEKABAR.COM – Pemain sepakbola asal Prancis, Patrice Evra yang juga mantan bek kiri Manchester United mengungkapkan pernah mendapatkan pelecehan seksual dari guru sekolahnya.

Patrice Evra mantan bek kiri Manchester United itu mendapatkan pelecehan seksual saat masih berusia 13 tahun.

Adapun pelecehan seksual itu terjadi saat Patrice Evra berada di rumah guru sekolahnya tersebut.

Pengalaman pelecehan seksual itu diungkapkan Patrick Evra di bagian buku otobiografinya, yang bertajuk ‘I Love This Game’.

Di usia 13 tahun, mantan bek kiri timnas Prancis itu memutuskan meninggalkan rumahnya dan pindah ke rumah gurunya agar lebih mudah dalam meniti karier sebagai pesepak bola profesional. Namun, Evra malah mendapatkan pengalaman pahit di sana.

“Saat itu masa-masa berat buat saya. Saya sempat mengungkapkan hal ini kepada saudara, teman dekat, dan ibu saya. Saya tidak mau, orang merasa kasihan kepada saya,” kata Evra dalam wawacara dilansir dari Marca, Minggu 24 Oktober 2021.

Menurut Evra saat menceritakan pengalaman pahitnya tersebut kepada sang ibu.

Usai sekian lama Evra merahasiakan pengalamannya itu, bahkan mantan bek sayap AS Monaco itu mengakui, baru dua pekan lalu mengungkapkan pelecehan seksual yang pernah dialaminya tersebut kepada ibunya.

BACA JUGA  York Pa adult dating sites - a good amount of Fish & Singles conserve money

“Itu situasi sangat berat. Tidak ada ibu yang mau mendengar hal itu keluar dari mulut anaknya sendiri. Tentu, dia terkejut. Dia juga sangat marah. Sempat meminta untuk tidak menceritakan pengalaman itu di buku ini (buku otobiografinya), karena itu adalah masalah personal. Namun, saya berkata,’Ini bukan soal saya, ini soal anak-anak lain (yang dapat menjadi korban pelecehan seksual)’. Akhirnya dia mengerti,” ujar mantan bek sayap MU itu.

Saat ini penyesalan terbesar Evra adalah keputusannya untuk bungkam selama bertahun-tahun usai menjadi korban pelecehan seksual tersebut.

Sebab, pengungkapan pengalaman buruk itu sebenarnya bisa membantu mencegah anak-anak lain mendapatkan perlakuan serupa.

Evra pun tidak mau melihat dirinya sebagai korban pelecehan seksual.

“Saya lebih senang menjadi inspirasi dan contoh, ketimbang dianggap sebagai korban,” tutur eks pemain yang meraih lima gelar Liga Primer Inggris dan satu trofi Liga Champions selama sembilan musim mengenakan seragam United.

Evra juga mengatakan kepada The Times bahwa ketika dia berusia 24 tahun dan bermain untuk Monaco, dia menerima telepon dari polisi mengenai tuduhan terhadap tersangka pelaku pelecehan tetapi dia merasa tidak dapat memberi tahu mereka apa yang telah terjadi padanya.

Editor: Redaksi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here