Penguatan ketahanan pangan dengan tanaman palawija.

OKEKABAR.COM, KONAWE – Pemerintah Desa Ameroro, Kecamatan Lambuya, Kabupaten Konawe merelisasikan penguatan ketahanan pangan melalui Budi daya tanaman Palawija.

Program ketahanan pangan di Desa Ameroro ini diawali oleh hasil musyawarah Pemerintah Desa bersama Gapoktan Saung Tani serta Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan masyarakat.

Lahan seluas 200 Hektar yang sebelumnya ditanami padi diganti dengan tanaman palawija seperti jagung pakan, semangka, labu, timun, Cabai, Kacang panjang, kacang ijo, kacang tanah dan terong.

Ketua Gapoktan Saung Tani Maharani, Tona Tabije menjelaskan, lahan 200 hektar yang dimanfaatkan untuk penanaman palawija
merupakan lahan pertanian digunakan persawahan untuk penanaman padi.

“Kebetulan bersamaan dengan adanya perbaikan saluran irigas. kami tidak bisa melakukan penanaman padi disawah karena terkendala di air, hingga pada waktu itu kami melaksanakan musyawarah ditingkat desa dan lahan ini jangan dia kosong, hingga kami termotivasi melakukan penanaman tanaman palawija,”ujarnya. Jumat (10/3/2023)

Lebih lanjut, Ia mengatakan, untuk penggandaan bibit ini, sifatnya untuk sementara mandiri sambil menunggu dana desa.

“Kita upayakan secara mandiri dulu,” ucap Tona Tabije.

BACA JUGA  Wakapolda Sultra Kunjungi Pos Pengamanan Mudik Lebaran di Sampara Konawe

Rencana pemasarannya, Tona mengatakan, pihaknya juga akan mengupayakan melalui satu pintu agar para petani tidak dirugikan.

“Kalau rencana pemasaran itulah yang lagi kami upayakan di kelompok tani . kita usahakan lewat kelompok tani. Sehingga penjualan bisa satu pintu,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Ameroro, Binarti menjelaskan, program ketahanan pangan dengan memanfaatkan 200 hektar lahan persawahan menjadi tanaman palawija ini sesuai dengan peruntukan dana desa 20 persen untuk ketahanan pangan.

“Kami kerjasama dengan petani untuk ketahanan pangan sebesar 20 persen dari dana desa,” jelasnya.

Ia mengatakan, pihaknya melibatkan kurang lebih 30 petani dalam proses penanaman palawija.

“Kami melibatkan petani itu sekitar lima puluh orang. Tapi dari lima puluh petani kurang lebih 30 petani sekarang yang aktif,” katanya.

Ia menambahkan, para petani juga akan kembali menjadikan lahan persawahan ini sesuai fungsinya saat 1 Mei 2023 mendatang.

“Pengerjaan jaringan irigasi dan pelepasan air untuk para petani dijadwalkan sesuai dengan waktu tersebut,” pungkasnya.

Editor: Redaksi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here