OKEKABAR.COM, KONAWE – Penelitian dan pengabdian masyarakat berbasis Program Studi adalah program dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Parepare. Penelitian dan pengabdian masyarakat bertujuan untuk membangun kesadaran komunitas dan memberdayakan masyarakat.

Pada Minggu 5 Februari 2023, Dosen Prodi Pariwisata Syariah IAIN Parepare, Adhitia Pahlawan Putra, M.Par melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat di Kelurahan Abuki Kabupaten Konawe. Penelitian dan pengabdian masyarakat ini berangkat dari kondisi sektor Perikanan Air Darat di Kabupten Konawe yang potensial untuk dipadukan dengan sektor pariwisata khususnya di Kawasan Rawa Puriosu di Kelurahan Abuki, Konawe.

Kawasan Rawa Puriosu adalah tempat nelayan mencari sumber pendapatan dari beberapa desa di area tersebut. Setidaknya ada 6 Desa di sekitar rawa dengan estimasi radius 5KM, yaitu Kel Abuki, Desa Punggaluku, Desa Sambeani, Desa Kasuwura, Desa Padangguni Utama, dan Anggoro.

Menurut Adhitia, kegiatan ini baru tahap pertama yang menitikberatkan pada sharing knowledge tentang pengembangan pariwisata dan penguatan kelembagaan. Sharing tentang pariwisata ini dihadiri 32 orang nelayan, perwakilan Yayasan YHMB selaku pemilik asset Puriosu, dan perwakilan pemerintah Kecamatan Abuki.

“Penguatan kelembagaan ini penting karena pengembangan pariwisata harus memenuhi empat aspek, yakni kelembagaan, daya tarik, pemasaran, dan industri jasa pariwisata. Jadi tidak langsung ke industri jasa pariwisata,” ujar Adhitia.

BACA JUGA  Masyarakat Keluhkan Dampak Lingkungan Aktivitas PT SJS di Asinua, Dewan Konawe Hentikan

Menurut Dosen alumni Universitas Udayana Bali, potensi yang dimiliki kawasan Rawa Puriosu mirip dengan Pemandangan Landscape Bukit Campuhan di Ubud-Bali dan Batu Flower Garden di Malang. Potensinya sangat baik dari sisi atraksi, ada keunikan dan kenunggulan kompetitif yang dimiliki dengan perpaduan potensi perikanan dan pariwisata. Oleh karena itu, perlu adanya sharing tentang pariwisata dan sadar wisata khususnya kepada pemilik lahan di kawasan tersebut. Sedangkan kendalanya adalah aksesibilitas yang belum begitu baik dan perlunya atraksi untuk menarik minat pengunjung.

Terlaksananya penelitian dan pengabdian masyarakat ini tidak lepas dari kemitraan dengan Yayasan Haji Muhammad Basir (YHMB) selaku pemilik aset (legal) di Kawasan tersebut. Menurut Ismail S.KM.M.Kes selaku ketua YHMB, yayasan ini sudah berdiri sejak tahun 2013 yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan kemanusiaan.

“Legalitas YHMB ini sudah berbadan hukum dan bisa dicek secara online di Kemenkumham. Dan kehadiran YHMB adalah untuk bermitra dengan berbagai pemangku kepentingan untuk kegiatan pendidikan, sosial dan kemanusiaan,” ungkap Ketua Yayasan.

Output dari pengabdian masyarakat ini adalah penguatan kelembagaan. 4 kelompok nelayan di Kelurahan Abuki menjadi embrio lahirnya kelembagaan Kelompok Sadar Wisata.

“Selain sebagai nelayan, mereka juga menjadi kelompok yang sadar akan potensi wisata di daerahnya khususnya di Kawasan Rawa Puriosu” tutup Adhitia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here