
OKEKABAR.COM, KONAWE – Dampak El Nino dapat menyebabkan kekeringan, berpotensi mengurangi persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatkan potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan.
Meminimalisir dampak resiko tersebut Penjabat (Pj) Bupati Konawe Harmin Ramba Minggu ini segera mengeluarkan Surat Keputusan Bupati tanggap darurat terkait El Nino.
“Dampak El Nino di Konawe sudah terjadi, insyaallah satu dua hari ini, saya segera mengeluarkan surat keputusan tanggap darurat bencana,” kata Harmin Ramba, kepada MNC Trijaya, Rabu (4/10/2023).

Harmin Ramba juga menyampaikan kabar baik, atas kunjungannya di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat di Jakarta, bahwa Konawe akan mendapatkan program bantuan penanggulangan bencana tahun 2023 ini.
“Alhamdulillah hasil pertemuan saya bersama Direktur Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Bapak Johny Sumbung, Kabupaten Konawe akan mendapatkan bantuan penanggulangan Bencana Tahun 2023 sebesar Rp15 Miliar,” ungkapnya.
Pj Bupati Konawe juga berharap kepada OPD teknis terkait kebencanaan agar respon lebih cepat hasil pertemuan dengan BNPB.
“Untuk OPD terkait, agar gercep merespon hasil pertemuan dengan salah satu direktur di BNPB hari ini, jangan bekerja setelah ada bencana, atau antisipasi sebelum ada bencana, itu intinya,” tegas Harmin Ramba.
Sebelumnya, terkait antisipasi musim kemarau dan El Nino, Kementan melalui surat Nomor : 49?SR.140/M/03/2023, telah mengeluarkan perintah kepada seluruh gubernur yang bersifat sangat segera.

Hal ini berkaitan fenomena el Nino lemah yang terjadi pada pertengahan 2023. Fenomena ini diprediksi menyebabkan musim kemarau 2023 lebih kering dibandingkan musim kemarau tiga tahun terakhir.
Seperti yang diketahui bahwa El Nino adalah sebuah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya. Fenomena alami ini menyebabkan perubahan pola cuaca global, yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia.
El Nino dipicu oleh peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur. Perubahan suhu ini menyebabkan pergeseran angin dan arus laut, yang mengubah pola cuaca secara global.
El Nino disebabkan oleh peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur. Fenomena ini terjadi secara alami dan berulang dalam jangka waktu tertentu. Berikut adalah mekanisme penyebab El Nino:
Pemanasan Suhu Permukaan Laut
Biasanya, angin pasat berhembus dari timur ke barat di kawasan Samudra Pasifik. Angin ini mendorong air hangat ke arah barat sehingga menyebabkan permukaan air di wilayah barat Samudra Pasifik menjadi lebih hangat daripada di wilayah timur.
Redaman Bawah Permukaan
Dalam kondisi normal, lapisan air hangat di wilayah barat Pasifik tersebut didorong oleh angin pasat ke bawah permukaan laut. Akibatnya, lapisan air lebih hangat ini terperangkap di bawah permukaan laut yang lebih dingin di wilayah timur.

Perubahan Sirkulasi Atmosfer
Ketika El Nino mulai berkembang, angin pasat melemah atau bahkan berbalik arah, sehingga menyebabkan air hangat yang sebelumnya terperangkap di bawah permukaan laut di wilayah barat naik ke permukaan. Air hangat ini kemudian mengalir ke arah timur dan menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut di wilayah Timur Pasifik.
Perubahan Pola Cuaca Global
Peningkatan suhu permukaan laut di wilayah Timur Pasifik mempengaruhi pola cuaca global dengan mengubah distribusi panas di atmosfer. Dampaknya dapat dirasakan di seluruh dunia, termasuk peningkatan suhu, perubahan pola hujan, dan anomali cuaca lainnya.
Penulis: Putra
Editor: Redaksi