
OKEKABAR.COM, KONAWE – Pemerintah Kabupaten Konawe saat ini fokuskan pada investasi jangka panjang, tak hanya investasi pertambangan yang kini jadi andalan, yakni mega industri yang ada di Kecamatan Morosi.
Kini Pemkab Konawe melalui Dinas Pariwisata dan Olahraga mengenjot minat para investor untuk berinvestasi di Kabupaten Konawe.
Kadis Pora Konawe, Jahiudin mengatakan, pihaknya berencana akan mengadakan promosi serta event untuk memperkenalkan dinasti wisata yang ada di daerah.
Pasca dilantik menjadi Kadis Pora beberapa waktu lalu, Jahiudin mengaku ini merupakan tantangan tersendiri. Katanya, destinasi wisata yang ada di Konawe harus lebih ditingkatkan lagi, baik secara pengelolaannya serta perkembangannya.
“Dan ini juga menjadi tugas saya yang diberikan Pak Sekda sendiri, untuk menggenjot pariwisata di Konawe agar orang-orang tertarik, seperti Toronipa, Bokori, Batu Gong dan wisata permandian air tawar serta air panas di Sonai,” ungkapnya seperti dikutip dari telisik.id.
Ia menyebut, peran media massa dan mainstream menjadi sangat penting untuk mempromosikan destinasi wisata. sehingga investor dari mancanegara dapat tertarik ke Konawe.
Dalam waktu dekat, nantinya bakal mengadakan semacam event yang berskala nasional, guna mengundang minat para investor agar mau berinvestasi di daerah tersebut.
“Karena jika dikelola dengan baik wisatanya, otomatis para investor dengan senang hati akan berinvestasi di sini, baik itu usaha rumah makan, hotel dan sebagainya,” jelas mantan Kadis Disprindagkop Konawe itu.
Jahiudin juga berharap, untuk mengelola dan mengembangkan setiap wisata yang ada di beberapa daerah di Konawe, tentunya dibutuhkan kerjasama dengan pemerintah setempat baik itu desa maupun kecamatan, karena keberadaan wisata itu ada di wilayah mereka.
“Setidaknya saling bersinergi dan koordinasi, supaya roda perekonomian kita bisa meningkat dan masyarakat di sekitarnya juga akan berdampak hal itu,” pungkasnya.
Editor: Redaksi