OKEKABAR.COM, KOLAKA TIMUR – Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur atau disingkat Koltim, Sulawesi tenggara (Sultra) menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam menunjang perekonomian di daerah itu.
Sejak terbentuknya melalui UU Nomor 8 tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Kolaka Timur di Provinsi Sulawesi Tenggara, Koltim sendiri hingga kini masih mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan untuk menunjang pembangunan daerah tersebut.
“Hingga saat ini, Kolaka Timur masih mengandalkan pertanian dan perkebunan dalam menunjang ekonomi daerah,” kata Pj Bupati Kolaka Timur, Sulwan Aboenawas beberapa waktu lalu.
Sulwan mengatakan, sektor pertanian dan perkebunan telah mampu memberikan hasil yang baik dari segi produk domestik regional bruto atau PDRB tahun 2020 yang tercatat mencapai 42,4 persen.
Dimana, katanya, pada 2022, potensi yang akan dikembangkan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat masih difokuskan pada kedua tersebut yakni sektor pertanian dan perkebunan.
Adapun jenis komoditas utama pada sektor tersebut yang menjadi unggulan adalah kakao, padi sawah, nilam dan tanaman hortikultura lainnya serta pasca panen tanaman pertanian dan perkebunan.
Tak hanya itu, komoditas jagung juga memberi sumbangsih di bidang perkebunan sejak tahun 2019 hingga kini pada tahun 2022, Koltim memiliki target tanam untuk komoditas jagung seluas 14.000 Ha yang tersebar di 12 Kecamatan, dengan realisasi tingkat produksi rata-rata sebesar 4,6 Ton/Ha.
Lanjut Sulwan, pada masa mendatang sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi prioritas pembangunan di Koltim, mengingat cukup besarnya peluang dan potensi sektor ini yang masih dapat dikembangkan dan didayagunakan untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sekaligus pengembangan perekonomian daerah.
Dalam memposisikan pertanian sebagai sektor andalan dan penggerak utama pembangunan tentu saja diperlukan teknologi yang tepat guna. Inovasi teknologi pertanian merupakan suatu keharusan untuk memacu peningkatan produksi, produktifitas dan kualitas produk pertanian yang berdaya saing.
Kolaka Timur memiliki banyak keberagaman dan potensi kekayaan sumber daya hayati yang melimpah, yang dapat dimanfaatkan untuk membangun cadangan pangan pemerintah dan masyarakat.
“Salah satu cadangan pangan potensial tersebut adalah jagung. Jagung merupakan salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat terpenting di dunia selain beras dan gandum. Pada masa kini jagung sudah menjadi komponen penting dalam pembuatan pakan ternak, sumber minyak pangan dan bahan dasar pembuatan tepung maizena,” sebutnya.
Khusus untuk pertanian dalam hal ini persawahan, kata Sulwan, diharapkan akan lebih meningkat dengan kehadiran Bendungan Ladongi yang dapat mengairi ribuan hektar sawah yang ada di kabupaten Kolaka Timur.
“Tentunya kita berharap dengan kehadiran Bendungan Ladongi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dimana potensi hasil pertanian yang tadinya hanya menghasilkan beberapa beberapa ton dapat menjadi meningkat dua kali lipat,” pungkasnya.
Bendungan Ladongi yang dibangun oleh Kementerian PUPR merupakan proyek dengan skema multiyears dengan kontrak tahun 2016-2021 senilai Rp 1,14 triliun tersebut telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada (28/12/2021) lalu.
Bendungan Ladongi merupakan bendungan tipe urugan batu dengan tanah lempung yang dibangun oleh kontraktor BUMN PT. Hutama Karya (Persero) bekerja sama dengan kontraktor swasta nasional yakni PT. Bumi Karsa (KSO).
Luas genangan serta area sabuk hijau mencapai 246,13 hektare, dengan kapasitas tamping sebesar 45,95 juta kubik. Area sabuk hijau merupakan ruang terbuka hijau yang bertujuan membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan atau membatasi aktivitas satu dengan aktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu.
Air yang tertampung di Bendungan Ladongi nantinya akan mengairi areal sawah dengan layanan irigasi seluas 3.604 hektare secara kontinyu di Kabupaten Kolaka Timur. Selain itu, akan berfungsi pula sebagai pengendali banjir di wilayah hilir Singai Ladongi dengan kemampuan menahan limpahan air sebesar 132,25 kubik per detik.
Selain pemanfaatan di sektor pertanian dan pengendalian bencana banjir, Bendungan Ladongi juga akan menjadi sumber air baku sebesar 0,12 kubik per detik serta potensi sumber pembangkit energi listrik sebesar 1,3 megawatt.
Bukan saja sebagai penyupali air untuk pertanian persawahan, mengantisifasi banjir, tenaga listritk, Bendungan Ladongi juga dapat dijadikan sebagai destinasi wisata baru di Kolaka Timur yang patut dikunjungi.
Editor: Redaksi