
OKEKABAR.COM, KONAWE – Di zaman sekarang yang semakin canggih, Desa dituntut juga untuk terus mengikuti perkembangan. Untuk berjalan maju bersama jaman, banyak faktor yang perlu diperhatikan oleh desa.
Diantaranya, adalah kualitas sistem birokrasi di dalamnya. Semakin ringkas dan efisien sistem birokrasi di desa, maka akan membawa kebaikan bagi perkembangan desa itu sendiri.
Untuk itulah, Badan Pusat Statistik (BPS) mencetuskan program baru untuk membantu desa-desa dalam mengembangkan sistem birokrasi yang ada di Desa. Program itu disebut Desa Cinta Statistik atau bisa disebut juga Desa Cantik
Baru-baru ini BPS bersama Pemerintah Kabupaten Konawe merilis Desa Cinta Statistik (Desa Cantik) di Kelurahan Toriki Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Senin (20/6/2022).
Desa Cantik juga bagian dari program percepatan penguatan statistik sektoral secara nasional yang dilaksanakan oleh BPS RI sebagai salah satu implementasi program Satu Data Indonesia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe, Ferdinand Sapan mengatakan, jika data merupakan sebagai dasar perencanaan pembangunan yang menjadi sangat diperlukan. Sebagaimana dikatakan oleh Presiden RI, Joko Widodo bahwa data merupakan jenis kekayaan baru bangsa kita.
Dengan demikian, adanya data yang akurat merupakan kunci utama kesuksesan pembangunan sebuah negara, sehingga pemerintah pusat menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39 Tahun 2019 tentang kebijakan satu data Indonesia.
“Guna mendapatkan data yang akurat, mutahir, terpadu dan dapat dipertanggungjawabkan,” cetusnya.
Ia menambahkan, ini sebagai bentuk perwujudan dari Perpres Nomor 39 Tahun 2019 tersebut Pemkab Konawe telah menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 45 Tahun 2021 tentang satu data Kabupaten Konawe, sementara pihak BPS berperan sebagai pembinaan data.
“Sala satu nyata dalam Perbub ini ialah seluruh OPD di Konawe telah dapat menyusun standar data statistiknya masing-masing serta dirangkum dalam sebuah publikasi statistik sektoral lalu diserahkan ke pihak BPS provinsi,” imbuhnya.
Selanjutnya, untuk mendukung kebijakan program pembangunan yang tepat sasaran di beberapa tahun terakhir Pemkab Konawe bersama BPS Konawe mendorong pemerintah desa/kelurahan se-Kabupaten Konawe untuk memperbaiki pengelolaan datanya.
“Berkat kerja sama ini kami berhasil menyusun standar data monografi desa/kelurahan yang dihimpun secara berkala dan berjenjang, hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa dan Perpers Nomor 39 tahun 2019,” jelas Jenderal ASN Konawe itu.
Ferdinan berharap, dengan adanya Desa Cantik dapat meningkatkan literasi statistik aparat desa/kelurahan untuk menjaga kualitas data yang nantinya dapat digunakan untuk ketepatan sasaran pembangunan desa/kelurahan.
“Untuk aparat desa/kelurahan dan camat dengan adanya Desa Cantik ini kami minta dukungan dari semua pihak agar terus bersinergi dengan BPS untuk dapat menyesuaikan semangat pemda dalam menerapkan digitalisasi penyelenggaraan pemerintahan,” ungkapnya.
Sementara itu, BPS RI yang diwakili Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa, Setianto sangat mengapresiasi kebijakan dari Pemkab Konawe di bawah kepemimpinan Kery Saiful Konggoasa tentang kesadaran pengelolaan data yang telah meresap dari tingkat bupati hingga ke pemerintah desa/kelurahan.
“Ini perlu mendapatkan apresiasi karena sadar akan pentingnya pengelolaan data,” ucapnya.
Ia juga menambahkan, untuk membantu pembangunan daerah-daerah yang tertinggal maka pihak BPS akan selalu hadir dan siap untuk membantu menyelesaikan persoalan tersebut dengan program Desa Cantik.
Program Desa Cantik ini merupakan bentuk tanggung jawab BPS dalam melakukan pembinaan statistik sektoral, sebagaimana tertuang dalam UU No. 16 Tahun 1997 tentang statistik.
Dengan program ini, BPS menargetkan untuk meningkatkan kompetensi aparatur desa. Fokus utamanya adalah mempersiapkan aparatur desa agar lebih paham statistik. Selain itu, BPS juga berharap bahwa nantinya akan ada komunitas-komunitas cinta statistik yang lahir di desa-desa.
“Saya juga berpesan agar pemerintah daerah maupun provinsi agar saling bersinergi untuk membantu meningkatkan daerah yang tertinggal agar dapat bangkit lagi,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Kepala BPS Konawe, Kapolres Konawe, serta Forkopimda Konawe.
Editor: Redaksi